بِسْÙ…ِ ٱللَّٰÙ‡ِ ٱلرَّØْÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØِيمِ
Doctor of Divinity untuk Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.: Islam Moderat sebagai Pilar Diplomasi Global
Oleh : Tuan M.Yoserizal Saragih, M.I.Kom
( Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial - UIN Sumut )
Pada 15 Mei 2025, dunia menyaksikan penganugerahan gelar kehormatan Doctor of Divinity kepada Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Mentri Agama RI / Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, oleh Hartford International University (HIU). Penghargaan ini tidak hanya melambangkan pengakuan atas pencapaian pribadi beliau, tetapi juga mengukuhkan Indonesia sebagai pemimpin global dalam diplomasi agama berbasis Islam moderat. Di tengah gelombang ketegangan antaragama yang melanda banyak bagian dunia, Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. hadir sebagai contoh penting bagaimana Islam dapat menjadi jembatan perdamaian, bukan sekadar agama yang terjebak dalam polemik.
Islam Moderat: Solusi untuk Dunia yang Terbelah
Penganugerahan Doctor of Divinity ini merupakan momen penting yang menunjukkan bahwa Islam moderat, yang sering kali tidak mendapat sorotan utama dalam media global, memiliki peran krusial dalam menciptakan dialog antarbangsa yang berbasis pada nilai-nilai universal. Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. tidak hanya membimbing umat Islam Indonesia, tetapi juga berperan aktif dalam percakapan internasional mengenai Islam yang damai. Melalui pendekatannya yang berbasis pada rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam), Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. mengedepankan pesan bahwa Islam sejati adalah agama kedamaian dan toleransi, bukan kekerasan atau ekstremisme.
Di tengah dunia yang semakin terhubung dan sering kali terpolarisasi, pendekatan Islam moderat menjadi sangat relevan. Gelar ini bukan hanya penghargaan untuk seorang tokoh agama, tetapi juga untuk suatu ideologi yang memberikan harapan akan perdamaian global yang lebih luas. Dalam dunia yang penuh dengan ketegangan sektarian dan konflik antaragama, tokoh seperti Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. menunjukkan bagaimana pesan Islam yang moderat dapat menjadi solusi nyata bagi tantangan global.
Soft Power dan Diplomasi Agama: Indonesia di Panggung Dunia
Gelar Doctor of Divinity yang diberikan kepada Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. juga mencerminkan pengakuan terhadap kekuatan soft power yang dimiliki Indonesia. Seperti yang dikemukakan oleh Joseph Nye, soft power adalah kemampuan suatu neg
ara untuk mempengaruhi dunia melalui budaya dan nilai-nilai yang menarik, bukan melalui kekuatan atau ekonomi. Dalam hal ini, Indonesia, dengan mayoritas penduduk Muslim, memainkan peran penting dalam membentuk narasi global tentang Islam. Melalui tokoh-tokoh seperti Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Indonesia berhasil mengedepankan pesan Islam yang moderat dan mendamaikan, yang berbeda jauh dari citra kekerasan yang sering dikaitkan dengan agama ini.
Lebih jauh lagi, Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. telah memanfaatkan peranannya untuk mempromosikan diplomasi agama yang mengutamakan kedamaian dan kerukunan antarumat beragama. Melalui inisiatif-inisiatif internasional seperti Religion of Twenty (R20), beliau telah menciptakan platform bagi dialog antaragama dan menjembatani pemahaman antar budaya. Menurut laporan dari The Brookings Institution (2020), diplomasi agama telah menjadi salah satu pilar penting dalam hubungan internasional, dengan negara-negara seperti Indonesia memainkan peran sentral dalam membentuk narasi agama yang inklusif dan damai.
Ini adalah bentuk nyata dari bagaimana diplomasi agama dapat berperan dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas global, tanpa bergantung pada kekuatan militer atau politik. Diplomasi agama berbasis Islam moderat tidak hanya membawa manfaat bagi Indonesia, tetapi juga memberi dampak positif bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Validasi Internasional terhadap Peran Indonesia
Penganugerahan gelar kehormatan ini juga menggambarkan pengakuan internasional terhadap kontribusi Indonesia dalam membangun perdamaian global. Indonesia, dengan komitmennya terhadap moderasi dalam beragama, kini semakin dilihat sebagai model bagi negara-negara Muslim lainnya. Menurut Pew Research Center (2017), Indonesia dikenal dengan keragamannya dan pendekatan inklusif terhadap agama, yang berperan dalam membangun citra positif Islam di dunia internasional. Tidak hanya melalui politik, tetapi juga melalui peran intelektual dan spiritual, Indonesia mampu menunjukkan bahwa Islam yang damai adalah jalan untuk meredakan ketegangan dunia.
Hal ini memperlihatkan pentingnya lembaga pendidikan internasional yang memberikan ruang bagi diskursus agama yang lebih inklusif dan damai. Dengan memuliakan tokoh seperti Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., HIU mengakui bahwa peran agama dalam politik global harus didorong oleh prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kedamaian dan kerjasama antarbangsa. Ini adalah langkah maju dalam memperkenalkan dunia kepada pemahaman yang lebih mendalam mengenai Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, bukan sekadar agama yang terjerat oleh ideologi radikal.
Menghadapi Tantangan Global Melalui Komunikasi Islam Moderat
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam dunia yang semakin terfragmentasi ini, komunikasi Islam yang moderat menjadi lebih dari sekadar pilihan; ia menjadi suatu keharusan. Dalam laporan Al Jazeera (2019), disebutkan bahwa media sosial dan platform digital telah menjadi arena penting bagi ekspresi agama, di mana narasi Islam moderat sering kali terpinggirkan oleh ekstremisme. Namun, Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. telah berhasil memanfaatkan media untuk menyebarkan pesan Islam yang damai dan moderat. Melalui konferensi internasional dan platform digital, beliau terus mendorong dialog antara umat beragama, yang menjadi landasan bagi terciptanya pemahaman yang lebih baik tentang ajaran Islam.
Menurut Institute for the Study of Religion and Society (2021), negara-negara dengan pendekatan Islam moderat seperti Indonesia memainkan peran penting dalam memitigasi radikalisasi dan meningkatkan toleransi antaragama, yang pada akhirnya memperkuat stabilitas sosial dan politik. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana komunikasi Islam yang moderat dapat menjadi instrumen diplomasi yang efektif di tingkat internasional.
Kesimpulan: Indonesia dan Jalan Menuju Perdamaian Global
Penganugerahan Doctor of Divinity kepada Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. adalah bukti nyata bahwa Islam moderat dapat berperan penting dalam membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Di tengah ketegangan dan polarisasi global, tokoh-tokoh seperti Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. memberikan harapan bahwa dialog, pemahaman, dan kerja sama antarumat beragama adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan perbedaan.
Dengan penghargaan ini, Indonesia sekali lagi menegaskan posisinya sebagai negara yang mampu menunjukkan dunia bagaimana Islam moderat dapat berperan dalam perdamaian internasional. Hal ini membuka peluang bagi negara-negara Muslim lainnya untuk mengikuti jejak ini dan memperkenalkan Islam yang damai, progresif, dan inklusif kepada dunia.
Dengan mengintegrasikan pendekatan berbasis nilai dan budaya, Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. telah menginspirasi dunia untuk tidak hanya berbicara tentang perdamaian, tetapi juga untuk mencapainya melalui aksi nyata. Indonesia memiliki potensi besar untuk terus memperkuat peranannya di panggung global sebagai simbol Islam moderat yang mampu menciptakan dunia yang lebih damai dan harmonis.
صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ
0 Komentar