![]() |
Ket Foto : Wakil Dekan III FIS berikan "pituah" Khidmat Esensi "Wahdatul Ulum" mahasiswa FIS menjelang KKN UIN SUMUT |
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Paradigma Berkhidmat: Esensi Wahdatul ‘Ulum dalam Tridarma Perguruan Tinggi PTKIN
Melahirkan Karakter Mahasiswa yang mencerminkan Etika Komunikasi Profetik melalui KKN UIN Sumatera Utara
Oleh : Tuan M Yoserizal Saragih, M.I.Kom
(Wakil Dekan III FIS UIN Sumut)
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) merupakan manifestasi konseptual dan implementatif dari Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya pada pilar pengabdian kepada masyarakat. KKN UIN Sumut tidak hanya menjalankan rutinitas akademik, melainkan mengaktualisasikan paradigma Wahdatul ‘Ulum, yakni integrasi holistik antara ilmu (‘ilm), iman (iman), dan amal (‘amal).
Esensi Wahdatul ‘Ulum: Integrasi Ilmu, Iman, dan Amal
Paradigma Wahdatul ‘Ulum menegaskan bahwa ilmu tidak terpisah dari iman dan amal. Ilmu tanpa iman adalah kering, iman tanpa amal adalah mati, dan amal tanpa ilmu adalah buta. Paradigma ini mengarahkan KKN sebagai wahana pembentukan karakter mahasiswa yang holistik, menggabungkan kecerdasan intelektual, ketulusan spiritual, dan dedikasi sosial yang nyata.
Tridarma Perguruan Tinggi dalam Kerangka Wahdatul ‘Ulum
1. Pendidikan
Membumikan ilmu dalam praktik sosial yang etis, adaptif, dan transformatif, membentuk karakter dan kapasitas intelektual mahasiswa secara nyata dan teruji.
2. Penelitian
Melakukan kajian mendalam atas problematika sosial yang dihadapi masyarakat, menyediakan solusi yang valid dan relevan secara kontekstual.
3. Pengabdian kepada Masyarakat
Melaksanakan program pengabdian yang berlandaskan integritas moral dan spirit khidmat, sehingga kebermanfaatannya berkelanjutan dan berakar dalam masyarakat.
Mahasiswa Profetik: Wujud Nyata Integrasi Paradigma
Melalui KKN berlandaskan Wahdatul ‘Ulum, UIN Sumatera Utara menegaskan tujuan luhur: melahirkan mahasiswa yang mencerminkan karakter Etika Komumikasi profetik, yakni perpaduan keahlian akademik, etika tinggi, dan spiritualitas kenabian dalam setiap tindakan sosial mereka.
Karakter Esensi Komumikasi profetik terbangun pada empat pilar utama berdasarkan sifat-sifat Rasulullah SAW:
Siddiq (Kejujuran Mutlak): Menjunjung tinggi kebenaran tanpa kompromi.
Amanah (Tanggung Jawab Penuh): Memikul amanah sosial dan akademik dengan dedikasi tanpa cela.
Tabligh (Komunikasi Efektif dan Keterbukaan): Menyampaikan ilmu dan nilai kebaikan secara santun, jujur, dan luas wawasan.
Fatanah (Kecerdasan dan Kearifan Kontekstual): Memahami kompleksitas masyarakat serta memberikan solusi inovatif dan tepat sasaran.
Peran Maqasid al-Shari‘ah dalam Paradigma Wahdatul ‘Ulum
Pelaksanaan KKN di UIN Sumatera Utara sangat berorientasi pada prinsip Maqaṣid al-Shari‘ah tujuan-tujuan syariah yang menjaga dan memelihara kemaslahatan umat manusia secara menyeluruh. Berikut delapan maqaṣid yang menjadi dasar moral dan etika pengabdian mahasiswa:
1. Hifz ad-Din (Menjaga Agama)
Mahasiswa dididik untuk menghormati dan menjaga nilai-nilai keimanan, memperkuat spiritualitas sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat.
2. Hifz an-Nafs (Menjaga Jiwa/Kehidupan)
Program KKN diarahkan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan hidup.
3. Hifz al-‘Aql (Menjaga Akal)
Pengembangan ilmu dan pendidikan berorientasi pada peningkatan intelektualitas dan pemikiran kritis yang sehat dan terarah.
4. Hifz an-Nasl (Menjaga Keturunan)
KKN menanamkan nilai-nilai keluarga dan sosial yang kokoh, mendukung keberlangsungan generasi dengan moral dan akhlak mulia.
5. Hifz al-Mal (Menjaga Harta Kekayaan)
Pengelolaan sumber daya dan kesejahteraan masyarakat didorong secara adil dan berkelanjutan, menghindarkan dari praktik eksploitasi atau kerusakan.
6. Hifz al-‘Irdh (Menjaga Kehormatan)
Mahasiswa diajarkan untuk menjaga martabat individu dan komunitas, menghormati hak asasi dan norma sosial yang luhur.
7. Hifz al-Bi’ah (Menjaga Lingkungan)
KKN memberi perhatian serius pada pelestarian lingkungan hidup sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan amanah kemanusiaan.
8. Hifz al-Nizam al-‘Amm (Menjaga Ketertiban Sosial)
Penguatan tata kelola masyarakat yang harmonis dan damai menjadi fokus utama pengabdian yang membawa kebaikan bersama.
Paradigma Wahdatul ‘Ulum dan maqasid ini menjadi sinergi ideal dalam membangun pengabdian mahasiswa yang bukan sekadar fisik, tetapi berlandaskan moral dan spiritual tinggi, yang mengedepankan kemaslahatan universal.
KKN sebagai Medium Transformasi dan Khidmat
KKN beresensi Wahdatul ‘Ulum adalah ladang pembentukan karakter profetik yang menuntut kesungguhan ilmiah, ketulusan spiritual, dan integritas moral. Dalam pengabdian ini, mahasiswa UIN Sumatera Utara bukan hanya agen perubahan, tetapi juga penjaga nilai luhur ilmu, iman, dan amal dalam harmonisasi sempurna.
“KKN beresensi Wahdatul ‘Ulum adalah ladang pembentukan karakter profetik yang menuntut kesungguhan ilmiah, ketulusan spiritual, dan integritas moral. Di sinilah mahasiswa dididik menjadi insan unggul yang tidak hanya menjawab tantangan zaman, tetapi juga merealisasikan nilai-nilai luhur Maqaṣid al-Shari‘ah menjaga agama, akal, jiwa, harta, keturunan, kehormatan, lingkungan, dan ketertiban sosial dalam satu tarikan nafas pengabdian yang berkhidmat.”
Dengan paradigma ini, UIN Sumatera Utara menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga berkarakter mulia, visioner, dan responsif terhadap dinamika sosial dan global.
Paradigma berkhidmat dalam esensi Wahdatul ‘Ulum pada pelaksanaan KKN UIN Sumatera Utara adalah aktualisasi Tridarma Perguruan Tinggi yang terintegrasi dengan spiritualitas dan nilai sosial luhur. Model ini memastikan mahasiswa yang mengikuti KKN tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bermoral dan berakhlak mulia, menjadi mahasiswa profetik pelayan umat yang membawa perubahan bermakna dan berkelanjutan.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
0 Komentar