بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Oleh : M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom
( Penulis Adalah Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut )
Opini – Edisi Khusus Hari Bhayangkara ke-79, 1 Juli 2025
Dalam momentum Hari Bhayangkara ke-79 tahun 2025, Kepolisian Republik Indonesia mengusung tema nasional:
“Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.”
Tema ini bukan hanya mengandung visi kelembagaan, melainkan juga semangat kolaboratif untuk menghadirkan transformasi menyeluruh demi Indonesia yang adil, makmur, dan berkarakter. Dalam kerangka ini, Polri tampil sebagai mitra strategis masyarakat dan negara, yang berperan dalam memperkuat keadaban, menjaga stabilitas, serta mempererat jalinan sosial kebangsaan.
Salah satu unsur penting dalam penguatan kelembagaan modern adalah komunikasi publik yang jujur, menyatukan, dan bernilai etik. Maka, artikel ini mengangkat gagasan revitalisasi komunikasi Polri melalui pendekatan jurnalistik Islam, yang menjunjung tinggi nilai profetik seperti sidq (kejujuran), amanah (tanggung jawab), tabligh (transparansi), dan rahmah (kasih sayang). Pendekatan ini bukan hanya menyentuh aspek informasi, melainkan menjadi strategi moral dalam membentuk figur negarawan Polri yang komunikatif, adil, dan dicintai rakyat.
Komunikasi Profetik sebagai Pilar Moral Publik
Polri telah banyak melakukan inovasi di era digital. Pelayanan berbasis teknologi, penguatan integritas internal, serta program-program berbasis masyarakat telah memperlihatkan komitmen tinggi Polri dalam menjawab harapan zaman.
Namun untuk memperkuat dimensi spiritual dan kebudayaan komunikasi, pendekatan komunikasi profetik menjadi relevan. Prinsip-prinsip jurnalistik Islam sebagaimana ditegaskan dalam nilai-nilai Qurani dan warisan kenabian mengajarkan bahwa menyampaikan pesan kepada publik harus bersandar pada niat suci, niat menyatukan umat, dan menjunjung tinggi keadilan serta empati.
Dengan menerapkan prinsip ini, komunikasi Polri akan semakin memancarkan citra pelayanan yang beradab dan berwibawa, menjadi teladan yang menyentuh hati masyarakat, bukan hanya menyentuh ruang formal.
Figur Negarawan Polri: Menjadi Inspirasi dan Penuntun
Dalam konteks kebangsaan, figur negarawan merupakan simbol yang menyejukkan, membimbing, dan menjadi rujukan moral. Polri sebagai institusi yang berada di garis depan pelayanan masyarakat telah menampilkan banyak sosok inspiratif yang hadir memberi solusi, keteladanan, dan keteguhan prinsip.
Melalui komunikasi yang disemai dengan nilai Islami, setiap insan Polri dapat menjadi “komunikator publik” yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menghadirkan rasa aman, tenang, dan kepercayaan dalam ruang sosial bangsa. Polri menjadi teladan naratif, bukan hanya penutur kebijakan, tetapi pelayan hati masyarakat.
Etika Komunikasi dan Transformasi Menuju Indonesia Emas
Transformasi inklusif menuju Indonesia Emas 2045 menuntut semua elemen negara untuk hadir dalam narasi kebangsaan yang menyatukan. Dalam hal ini, Polri sebagai pengawal stabilitas sosial memainkan peran penting untuk menghadirkan informasi yang mencerahkan, membangun harapan, serta menyemai harmoni lintas kelompok dan generasi.
Dengan memperkuat komunikasi jurnalistik Islam, nilai-nilai kemanusiaan universal dan prinsip keadaban akan menjadi panduan utama. Maka komunikasi Polri bukan hanya sarana teknis, tetapi bagian dari pembangunan peradaban nasional yang unggul secara moral dan berkelanjutan secara sosial.
Rekomendasi Positif
Untuk memperkuat dimensi ini, beberapa hal berikut dapat menjadi langkah strategis:
Peningkatan kapasitas komunikasi etik dan spiritual bagi aparatur Humas Polri;
Sinergi akademik antara Polri dan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) untuk pengembangan kajian komunikasi profetik;
Penyusunan panduan komunikasi publik berbasis prinsip jurnalistik Islam dan kearifan lokal Indonesia;
Pemberdayaan kanal digital Polri sebagai ruang edukasi publik yang damai dan inklusif.
Penutup
Polri sebagai Wajah Keteladanan Sosial
Di tengah semangat Hari Bhayangkara ke-79, kita semua diajak untuk melihat Polri tidak hanya sebagai penjaga hukum, tetapi juga sebagai wakil negara yang memelihara etika bangsa.
Polri adalah wajah negara yang penuh empati. Dalam dirinya melekat semangat pengayom, pelindung, sekaligus pembina harmoni sosial.
Dengan revitalisasi komunikasi jurnalistik Islam dan penguatan sosok negarawan Polri, kita meyakini bahwa Polri akan terus menjadi institusi yang dirindukan rakyat dan disegani dunia.
Selamat Hari Bhayangkara ke-79.
Polri Presisi. Polri Humanis. Polri untuk Peradaban.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
0 Komentar