Header Ads Widget


 

Jurnalistik Nubuwwah: Jembatan Peradaban Islam Abad ke-21




بِسْÙ…ِ ٱللَّٰÙ‡ِ ٱلرَّØ­ْÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيمِ

Jurnalistik Nubuwwah: Jembatan Peradaban Islam Abad ke-21

​Oleh: Tuan M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom.
(Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H )

​Jurnalistik Nubuwwah adalah paradigma transformatif yang menjembatani nilai-nilai peradaban Islam dengan tantangan dan praktik kontemporer di abad ke-21. Paradigma ini mengintegrasikan prinsip-prinsip kenabian (nubuwwah) dengan berbagai pendekatan modern, seperti Design Thinking dan Futures Studies, serta nilai-nilai kebangsaan Indonesia, Pancasila. Tujuannya adalah untuk mewujudkan peradaban Islam yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

​Filosofi dan Etika Jurnalistik Nubuwwah

​Paradigma ini didasarkan pada empat prinsip kenabian yang berfungsi sebagai panduan etis dan filosofis:
Siddiq (Kejujuran): Menekankan penyampaian informasi yang akurat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Amanah (Kepercayaan): Menegaskan tanggung jawab komunikator terhadap dampak sosial dan edukasi dari informasi yang disampaikan.
Fathanah (Kecerdasan & Strategi): Mendorong penyampaian informasi yang cerdas, adaptif, dan kontekstual.
Tabligh (Penyampaian Inspiratif): Bertujuan agar informasi yang disampaikan mampu menciptakan transformasi sosial, edukasi, dan konsensus publik.

​Jurnalistik Nubuwwah diperkuat dengan pilar-pilar penting lainnya: kurikulum berbasis cinta untuk membangun empati dan tanggung jawab sosial, moderasi beragama untuk menjaga harmoni dan toleransi; ekoteologi untuk mengaitkan iman dengan tanggung jawab ekologis, serta butir-butir Pancasila yang mengintegrasikan nilai spiritual, moral, dan keadilan sosial.

​Peran Design Thinking dan Futures Studies
​Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai historis, Jurnalistik Nubuwwah menggunakan dua metodologi strategis:
​Design Thinking: Sebuah pendekatan yang berpusat pada manusia. Melalui tahapan empati, ideasi, prototyping, dan iterasi, paradigma ini mampu menghasilkan solusi inovatif dan adaptif yang selaras dengan nilai Islam dan Pancasila.
​Futures Studies: Membantu menganalisis tren global dan merancang skenario masa depan. Alat ini memungkinkan peradaban Islam untuk mengantisipasi tantangan seperti perubahan iklim, pluralisme, dan transformasi teknologi secara proaktif.

​Jembatan Sejarah dan Kontemporer
​Jurnalistik Nubuwwah berperan sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai historis peradaban Islam dengan implementasi praktis di masa kini. Ia mengubah pengetahuan sejarah menjadi tindakan nyata, seperti:
​Menggunakan prinsip syura (musyawarah) sebagai metode kolaboratif untuk pengambilan keputusan, sesuai dengan nilai Pancasila.

​Mengaktualisasikan prinsip kejujuran, amanah, dan kecerdasan dalam praktik media, pendidikan, dan kebijakan publik.
​Mentransformasi pengetahuan sejarah menjadi program nyata, seperti kurikulum berbasis cinta, moderasi beragama, dan ekoteologi.
​Paradigma ini memastikan bahwa peradaban Islam di abad ke-21 tidak hanya bersifat retrospektif, melainkan proaktif, inklusif, dan relevan.
​Indonesia sebagai Laboratorium Multikultural Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar dan keberagaman budayanya, menjadi contoh nyata keberhasilan implementasi Jurnalistik Nubuwwah.

Penerapannya terlihat dalam berbagai sektor:
Pendidikan: Integrasi Jurnalistik Nubuwwah, Design Thinking, dan Futures Studies dalam kurikulum dapat membangun karakter, empati, dan kreativitas siswa.
​Media & Informasi: Media yang berlandaskan prinsip kenabian dan Pancasila mampu menyebarkan narasi yang inklusif, moderat, dan melawan disinformasi.
​Kebijakan Publik: Penggunaan Futures Studies membantu merancang program sosial-ekonomi dan ekologi yang adaptif dan berkelanjutan.
​Tantangan dan Strategi Implementasi
​Meskipun memiliki potensi besar, implementasi Jurnalistik Nubuwwah menghadapi tantangan, seperti resistensi dari tradisi konservatif dan kompleksitas dalam mengintegrasikan berbagai nilai dan metodologi.
​Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif, yaitu:
​Pendidikan Inovatif: Mengintegrasikan Jurnalistik Nubuwwah dengan pendekatan modern di semua jenjang pendidikan.
​Kolaborasi Multidisipliner: Melibatkan akademisi, praktisi media, pemerintah, dan komunitas dalam merancang kebijakan transformatif.
​Transformasi Digital: Menggunakan teknologi informasi untuk menyebarkan nilai-nilai etika, moderasi beragama, dan kesadaran ekologis.
​Evaluasi Berbasis Bukti: Memastikan program dan kebijakan yang diterapkan relevan dan berkelanjutan.
​Dengan mengaktualisasikan etika, pengetahuan, dan nilai kebangsaan, Jurnalistik Nubuwwah menjadi jembatan strategis yang tidak hanya menghubungkan sejarah masa lalu dan masa kini, tetapi juga membuka jalan menuju master plan masa depan peradaban Islam yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan secara global.

Refleksi dari kajian pada zoom meting bersama Prof. Usep Abdul Matin, S.Ag., M.A (Leiden), M.A., Ph.D. Guru Besar Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ( Plenary Sesion 1) pada hari kamis 04 September 2025 The 2025 Internasional Webinar " Digital Humanities & SDGs: Innovations, Challenges, and the Future"
( Penulis adalah Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumut )

صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ

Posting Komentar

0 Komentar