Header Ads Widget


 

HMJ Sosiologi Agama UINSU Gelar Diskusi Kemahasiswaan “Socio Dialectic” Bahas Prospek Karir dan Kajian Strategis di Era Digitalisasi Wadek III FIS Tuan M.Yoserizal Saragih, M.I.Kom : "Ihsan Peradaban"

Sambutan Bimbingan dan Arahan Tuan M Yoserizal Saragih, M.I.Kom Wakil Dekan 3 FIS UIN Sumut


بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Bangsawan-nusantara.com
Medan, Kamis 09 Oktober 2025 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dengan bangga mempersembahkan Diskusi Kemahasiswaan bertajuk “Socio Dialectic” yang mengangkat tema sangat relevan: “Prospek Karir Mahasiswa Sosiologi Agama di Era Digitalisasi: Relevansi Soft Skill bagi Sarjana Sosiologi". Acara yang digelar di Aula Fakultas Ilmu Sosial Kampus IV UINSU ini dimulai tepat pukul 10.00 WIB dan berlangsung hingga selesai. Diskusi ini terbuka bagi seluruh mahasiswa tanpa dipungut biaya, sekaligus memberikan manfaat sertifikat, konsumsi ringan, serta ilmu yang sangat bernilai guna pengembangan diri.


Diskusi menghadirkan dua narasumber kredibel, yakni Purjatian Azhar, M.Hum., dan Raden Haitami Abduh, S.Sos., dengan Ahmad Yasser Effendi, M.A., sebagai moderator. Kegiatan ini menjadi ruang dialog akademik yang kritis, inspiratif, dan membangun, bagi mahasiswa untuk secara komprehensif memahami prospek karir lulusan Sosiologi Agama di tengah derasnya gelombang digitalisasi dan transformasi sosial yang terus berlangsung.


Ketua HMJ Sosiologi Agama, Faiz Afza Ihsan, menyampaikan dalam sambutannya bahwa acara ini merupakan momentum bersejarah bagi pengurus HMJ untuk mendorong perubahan signifikan di jurusan. “Melalui diskusi ini, kami ingin memastikan mahasiswa mampu melihat dan memahami peluang karir pasca-lulus dengan kacamata luas sekaligus membekali diri dengan soft skill yang tak tergantikan dalam menghadapi tantangan dunia kerja sesungguhnya,” ujarnya penuh semangat.

Selain aspek karir, kegiatan ini berfungsi sebagai wahana pengembangan wawasan sekaligus memperkuat sinergi antara mahasiswa dan jurusan dalam rangka menciptakan lulusan yang tidak hanya kompetitif, namun juga adaptif terhadap perubahan zaman dan perkembangan global.


Dalam bimbingan dan arahan, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, Tuan M. Yoserizal Saragih, M.I.Kom., yang mewakili Dekan FIS UIN Sumut Bapak Prof. Dr. H. Mesiono, M.Pd., menegaskan nilai strategis dari diskusi ini. Ia menyatakan bahwa tema yang diangkat adalah refleksi urgensi kajian sosiologi agama yang harus menggabungkan pendekatan sakral dan profan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

“Kajian ini bukan sekadar diskusi akademik, melainkan sebuah platform unggulan yang membangun karakter negarawan religius sekaligus cendekiawan yang berpikiran global. Ini adalah ruang bersama yang memperkokoh toleransi dan kerukunan antarumat beragama, sekaligus menumbuhkan kesadaran ekoteologi sebagai respons terhadap krisis lingkungan hidup,” ujarnya penuh keyakinan.


Lebih jauh, beliau menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai moderasi beragama dan harmoni sosial dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa. “Kegiatan ini juga merupakan wujud nyata dalam merawat nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika dan butir-butir Pancasila sebagai fondasi moral dan ideologi bangsa kita. Selain itu, pengembangan kurikulum berbasis cinta (KBC) menjadi pijakan penting dalam mendidik mahasiswa agar memiliki jiwa empati, kepedulian sosial, dan cinta kasih universal yang melampaui perbedaan sehingga mampu menjadi agen perubahan yang membawa kedamaian dan harmoni dalam masyarakat yang majemuk,”. Pendekatan ini sekaligus mencerminkan spirit Ihsan Peradaban, yakni upaya membangun peradaban yang luhur melalui kebaikan terbaik, berkeadaban tinggi, dan penuh kesadaran spiritual dalam setiap aspek kehidupan sosial dan akademik. Melalui Ihsan Peradaban, mahasiswa diharapkan tidak hanya menguasai ilmu dan keterampilan, tetapi juga mampu mengaktualisasikan nilai-nilai kebaikan yang menjadikan mereka insan berintegritas dan berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan dunia.


Pengembangan soft skill di sini tidak hanya soal kemampuan teknis, melainkan juga pembentukan jiwa yang toleran, berkarakter, dan penuh empati.

Dengan sinergi antara kajian akademik, spiritualitas, dan etika sosial, kegiatan Socio Dialectic ini secara komprehensif mencetak lulusan Sosiologi Agama yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, integritas tinggi, serta mampu membawa perubahan positif dalam masyarakat yang plural dan dinamis.


Sebagai penegasan nilai-nilai luhur dalam kegiatan ini, kita dapat merujuk pada firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini sebagai pandangan spiritual dan moral yang menegaskan pentingnya saling mengenal, menghargai perbedaan, serta membangun toleransi dan kerukunan sebagai fondasi utama harmoni sosial dan persatuan bangsa semangat yang terus diusung dalam diskusi Socio Dialectic ini.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Posting Komentar

0 Komentar