Header Ads Widget


 

Strategi Komunikasi Peran Pakar Sejarah Peradaban Islam PTKIN


بِسْÙ…ِ ٱللَّٰÙ‡ِ ٱلرَّØ­ْÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيمِ

Strategi Komunikasi Peran Pakar Sejarah Peradaban Islam PTKIN

(Analisis Urgensi Validasi pada Penulisan Ulang Sejarah Indonesia)

Oleh  :  Tuan M Yoserizal Saragih

Penulisan ulang sejarah Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan nasional dan internasional setelah tersebarnya Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia” yang dikeluarkan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Naskah tersebut menimbulkan diskursus publik karena adanya sejumlah peristiwa penting ,  seperti Kongres Perempuan 1928 dan Konferensi Asia Afrika 1955.

Fenomena ini menunjukkan urgensi komunikasi yang efektif dalam historiografi bangsa agar narasi sejarah dapat merefleksikan keberagaman dan kontribusi semua elemen masyarakat, termasuk kelompok Islam dan tokoh-tokoh lokal yang selama ini kurang terwakili.

Konteks Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Sejumlah media massa nasional dan internasional telah aktif mengangkat isu penulisan ulang sejarah ini. Misalnya, ABC Indonesia membahas tantangan narasi sejarah yang sedang direvisi dan dampaknya terhadap identitas nasional (ABC News Indonesia, 2025), serta Kompas.id yang menyoroti pentingnya perspektif inklusif dalam sejarah Indonesia (Kompas, 2023).

Isu ini sangat krusial mengingat sejarah Indonesia merupakan cermin dari keberagaman budaya, agama, dan perjuangan lokal nusantara, seperti peran tokoh Raja Tuan Sangnaualuh Damanik dan Raja Tuan Rondahiem Saragih dari Sumatera Utara, yang berkontribusi dalam perjuangan sosial dan politik di daerahnya.

Urgensi Peran Pakar Sejarah Peradaban Islam di PTKIN

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki peran strategis dalam memberikan validasi akademik terhadap narasi sejarah Indonesia. Para pakar sejarah peradaban Islam di PTKIN memiliki keahlian mendalam yang sangat diperlukan dalam:

Menyajikan perspektif sejarah yang inklusif, terutama tentang kontribusi umat Islam dalam perjuangan kemerdekaan, sosial, dan budaya.

Memastikan bahwa sejarah yang ditulis tidak mengabaikan perjuangan tokoh-tokoh Islam dan lembaga Islam yang berperan aktif dalam perjalanan bangsa.

Melakukan riset berbasis sumber primer dan metodologi ilmiah yang ketat, sehingga menghasilkan narasi yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Keterlibatan pakar ini akan memperkuat keabsahan sejarah nasional sekaligus memperkaya khazanah historiografi Indonesia dengan keragaman narasi.

Strategi Komunikasi Historis dan Ilmiah

Dalam konteks komunikasi, strategi efektif harus dikembangkan untuk mengintegrasikan kontribusi para pakar PTKIN dengan lembaga sejarah nasional, media massa, dan publik. Strategi tersebut meliputi:

1. Kolaborasi Multidisipliner: Menggalang kerja sama antara sejarawan nasional, pakar sejarah Islam, tokoh adat, dan akademisi lokal untuk membangun narasi sejarah yang holistik dan inklusif.

2. Publikasi Terbuka dan Berbasis Bukti: Mengedepankan publikasi ilmiah di jurnal bereputasi dan platform media massa dengan link aktif sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

3. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan kapasitas akademisi PTKIN dalam metodologi sejarah mutakhir agar riset mereka memenuhi standar global.

4. Penggunaan Media Digital: Memanfaatkan media sosial, portal berita online, dan aplikasi edukasi untuk menyebarluaskan narasi sejarah yang sudah tervalidasi agar dapat diakses luas oleh masyarakat.

Rekomendasi Kebijakan

Untuk mewujudkan sejarah Indonesia yang akurat dan adil, diperlukan langkah-langkah kebijakan sebagai berikut:

Fasilitasi Keterlibatan PTKIN oleh Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Agama dalam tim penulis sejarah nasional.

Pembentukan Tim Ahli Multidisipliner yang melibatkan berbagai elemen dan disiplin ilmu.

Penyusunan Kurikulum Sejarah Inklusif yang memasukkan perjuangan umat Islam dan tokoh lokal secara proporsional.

Pendanaan dan Dukungan Riset bagi akademisi PTKIN agar dapat melakukan penelitian berkualitas tinggi.

Pemanfaatan Teknologi Digital untuk komunikasi sejarah yang efektif dan luas.


Kesimpulan

Penulisan ulang sejarah Indonesia harus menjadi proses yang inklusif, valid, dan transparan. Peran pakar sejarah peradaban Islam di PTKIN sangat vital dalam menjamin keakuratan narasi dan keberagaman perspektif sejarah bangsa. Dengan komunikasi strategis yang terintegrasi dan dukungan kebijakan yang tepat, sejarah Indonesia akan lebih representatif dan mampu memperkuat identitas nasional yang harmonis dan beradab.

صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ

Posting Komentar

0 Komentar