![]() |
Ket Foto: Tuan M Yoserizal Saragih bersama Sultan Deli Tuanku Sultan Mahmud Arya lamanjiji Perkasa Alamsyah |
بِسْÙ…ِ ٱللَّٰÙ‡ِ ٱلرَّØْÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØِيمِ
PTKIN–Kemenag RI dalam Komunikasi Peradaban Islam Global
Oleh : Tuan M. Yoserizal Saragih ,M.I.Kom
Mukadimah: Tabir yang Dibukakan
Tabir ini dibukakan untuk seluruh elemen anak bangsa agar bersungguh-sungguh membersamai nilai suci ini. Karena sesungguhnya, langkah-langkah yang sedang dijalankan saat ini, dengan keikhlasan, cinta, dan keyakinan, akan tercatat indah oleh langit dan bumi.
Ratusan tahun ke depan, kelak sejarah akan mengingat momen ini sebagai tonggak awal lahirnya puncak emas peradaban, dan transformasi besar yang bermula dari negeri tercinta: Indonesia Raya. Perjalanan ini bukan sekadar reformasi institusi, melainkan pembentukan arah sejarah umat dan bangsa dalam lintasan keilmuan dan spiritualitas global.
PTKIN–Kemenag RI: Bahtera Nilai, Ilmu, dan Komunikasi Peradaban
Internasionalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah Kementerian Agama RI bukan sekadar peningkatan mutu atau pemenuhan administratif di tingkat global. Ini adalah gerak strategis hijrah keilmuan, spiritual, dan peradaban. PTKIN bukan hanya simbol institusional, tetapi nahkoda perubahan yang membawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin menuju samudera global.
Sebagaimana bahtera Nabi Nuh AS dibangun dalam kesunyian dan keyakinan, PTKIN menjadi bahtera nilai keislaman Indonesia yang berlayar ke panggung dunia:
Membawa misi rahmatan lil ‘alamin,
Berakar kuat pada Pancasila dan konstitusi,
Berjiwa moderasi (wasathiyah),
Menjadi model Islam Indonesia yang damai, toleran, dan mencerdaskan.
Bahtera ini tidak hanya mengangkut manusia, tetapi menanamkan harapan, ilmu, dan cinta ke dalam peradaban dunia.
Makna Hijrah 1 Muharram 1447 H: Bukan Perpindahan, Tapi Lompatan Nilai Hijrah Rasulullah SAW bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi revolusi etika dan kesadaran kolektif. Dalam semangat 1 Muharram 1447 H ini, PTKIN menjalani hijrah dari simbol menuju substansi, dari rutinitas menuju misi profetik. Sebuah loncatan epistemik yang menyatukan spiritualitas dan ilmu dalam satu jalan cinta.
Hijrah hari ini adalah:
Hijrah dari wacana ke keteladanan,
Hijrah dari lokalitas menuju universalitas,
Hijrah dari diam menjadi komunikatif,
Hijrah dari stagnasi menuju transformasi,
Hijrah dari egosentrisme menuju pengabdian semesta.
Kurikulum Cinta: Inti Peradaban dan Energi Komunikasi Kurikulum Cinta, sebagaimana dikembangkan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Almukaram Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Mentri Agama RI merupakan jantung dari gerak perubahan ini. Ia bukan sekadar modul, tetapi orientasi kehidupan dan paradigma pendidikan baru. Cinta bukan hanya perasaan, tetapi perangkat etik, epistemik, dan spiritual.
Cinta kepada ilmu: membangun nalar dan nurani,
Cinta kepada sesama: merawat keberagaman dan harmoni,
Cinta kepada Tanah Air: menguatkan nasionalisme spiritual,
Cinta kepada Allah Azzawajalla : puncak segala pengabdian.
Kurikulum Cinta adalah komunikasi peradaban tertinggi, karena ia bukan hanya menyampaikan kata, tetapi menyemai jiwa, membentuk karakter, dan menyatukan umat dalam kasih sayang ilahiah.
Baldatun Tayyibatun sebagai Cita Global Makna baldatun á¹ayyibatun wa rabbun ghafÅ«r kini tak terbatas pada negeri tertentu. Ia adalah identitas spiritual universal yang diperjuangkan oleh bangsa Indonesia melalui PTKIN. Negeri ini tidak sekadar mengajar Islam tetapi menjadi wajah Islam yang layak dicontoh dunia. Indonesia tampil sebagai aktor utama dalam diplomasi nilai Islam global, menyuarakan Islam damai dari timur dunia.
Epilog: Indonesia Menuju Kepemimpinan Moral-Global
Jika dunia hari ini sedang mencari arah,Maka bahtera itu telah siap berlayar dari Indonesia.
Dipenuhi oleh nilai, cinta, ilmu, dan cahaya.
PTKIN adalah nahodanya.
Kemenag RI adalah kompasnya.
Dan hijrah ini adalah panggilan zaman yang kita jawab bersama.
Inilah komunikasi peradaban kita kepada dunia.
Inilah bahasa cinta yang menjadi ruh hijrah 1447 H.
Dan inilah saatnya Indonesia dengan segala nilai Islam dan Pancasila menjadi pelita zaman bagi semesta.
Penutup
اهْدِÙ†َا الصِّرَاطَ الْÙ…ُسْتَÙ‚ِيمَ
Artinya: Tunjukilah Kami Jalan Yang lurus. (Q.S Al - Fatihah : 6)
Ilaihi Anta Maqsudi Wa Ridhoka Mathlubi
Penulis adalah Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan
صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØَÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ
0 Komentar