بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Silaturrahmi Profetik: Pilar Komunikasi dan Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam
Silaturrahmi akar tradisi sosial manifestasi nyata nilai profetik yang menjadi fondasi komunikasi interpersonal dan pendidikan karakter dalam Islam. Integrasi konseptual silaturrahmi profetik dengan teori komunikasi pendidikan karakter, mengurai teks Al-Qur’an, hadis shahih dan hadis qudsi sebagai landasan teologis dan filosofis, serta meninjau aplikasinya dalam konteks pendidikan modern.
Dalam dunia yang kian terfragmentasi, kebutuhan akan koneksi manusiawi yang mendalam menjadi mutlak. Islam hadir menawarkan silaturrahmi profetik sebagai solusi yang menghidupkan kembali komunikasi berakar pada kasih sayang dan akhlak mulia. Konsep ini relevan untuk membangun pendidikan karakter yang tidak hanya bersifat normatif, tapi juga transformatif dan holistik.
Dasar Teologis: Al-Qur’an dan Silaturrahmi
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
(QS. An-Nisā’: 1)
Ayat ini menegakan silaturrahmi (الْأَرْحَامَ) sebagai kewajiban moral dan spiritual, menekankan hubungan erat antara ketakwaan, rasa tanggung jawab sosial, dan pengawasan Ilahi.
Hadis Shahih: Silaturrahmi dan Keberkahan Hidup
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi."
(HR. al-Bukhārī no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Hadis ini menegaskan bahwa silaturrahmi bukan sekadar interaksi sosial, melainkan jalan memperoleh keberkahan materi dan spiritual yang bersumber dari ridha Allah SWT.
Hadis Qudsi: Allah dan Rahim
Dalam hadis qudsi yang agung, Allah ﷻ berfirman:
أَنَا الرَّحْمَنُ، وَهِيَ الرَّحِمُ، شَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ
"Aku adalah Ar-Rahmān dan Aku menjadikan rahim itu dengan namaku. Barang siapa menyambungnya, Aku sambung hubungan dengannya, dan siapa yang memutuskannya, Aku putuskan (rahmat) darinya."
(HR. al-Bukhārī no. 5988)
Silaturrahmi adalah refleksi langsung dari sifat kasih sayang Ilahi (Ar-Rahmān) yang mesti diwujudkan dalam komunikasi dan pendidikan karakter.
Silaturrahmi dan Komunikasi Pendidikan Karakter
1. Silaturrahmi sebagai Media Komunikasi Relasional
Pendidikan karakter menuntut komunikasi yang mengedepankan empati, kepercayaan, dan ketulusan semua unsur yang dimanifestasikan dalam silaturrahmi. Melalui silaturrahmi, komunikasi tidak hanya mentransmisikan pengetahuan, tetapi juga membangun ikatan emosional dan spiritual yang kuat.
2. Pembentukan Karakter Melalui Keteladanan Profetik
Model komunikasi Rasulullah ﷺ dalam silaturrahmi dengan tutur kata lembut, sikap pemaaf, dan perhatian tulus menjadi teladan komunikasi efektif yang membentuk karakter mulia, seperti sabar, tawadhu, dan kasih sayang.
3. Silaturrahmi dan Kecerdasan Emosional dalam Pendidikan
Praktik silaturrahmi memperkuat kecerdasan emosional, aspek esensial dalam pendidikan karakter modern, yaitu kemampuan memahami, mengelola emosi dan membangun hubungan harmonis.
Implikasi Praktis
Dosen dan Mahasiswa : Melalui silaturrahmi, Dosen 1 membangun hubungan personal yang bermakna, menciptakan suasana belajar yang suportif dan inspiratif.
Orang Tua dan Anak: Silaturrahmi mengajarkan komunikasi terbuka dan kasih sayang yang menjadi fondasi karakter anak.
Masyarakat Sekolah: Silaturrahmi membangun solidaritas sosial dan budaya saling menghargai, menghindari konflik dan bullying.
Kesimpulan
Silaturrahmi profetik bukan hanya konsep teologis, melainkan prinsip komunikasi strategis dalam pendidikan karakter Islam. Menghidupkan silaturrahmi berarti menghidupkan nilai-nilai kenabian dalam interaksi sosial dan proses pembentukan pribadi berakhlak.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
0 Komentar