Header Ads Widget


 

Jurnalistik Nubuwwah

Bapak Latif Harnoko Direktur Transmedia
Bersama Tuan M Yoserizal Saragih, M.I.Kom
Wakil Dekan 3 FIS UIN SUMUT

بِسْÙ…ِ ٱللَّٰÙ‡ِ ٱلرَّØ­ْÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيمِ

Jurnalistik Nubuwwah
Oleh : Tuan M.Yoserizal Saragih, M.I.Kom
(Wakil Dekan III FIS UIN Sumut)

Abad ke-21 menghadirkan revolusi informasi yang luar biasa. Arus berita cepat, media sosial masif, dan teknologi digital termasuk kecerdasan buatan telah mengubah cara manusia memperoleh dan memahami informasi. Namun, di tengah kemudahan akses ini, kebenaran sering tersamar oleh hoaks, sensationalisme, dan polarisasi sosial. Dalam konteks ini, Jurnalistik Nubuwwah muncul sebagai kerangka konseptual dan praktik jurnalistik yang berlandaskan prinsip-prinsip kenabian nubuwwah yang telah teruji sepanjang sejarah, sekaligus mengintegrasikan kurikulum berbasis cinta sebagai pijakan etis dan transformasional.

Secara akademis, Jurnalistik Nubuwwah dapat dipahami melalui tiga dimensi utama:

1. Epistemologi Transformatif  Pengetahuan media diperoleh tidak hanya melalui observasi empiris dan analisis rasional, tetapi juga melalui intuisi moral, kebijaksanaan spiritual, dan etika universal. Paradigma ini menyinergikan sains media modern dengan nilai-nilai transformatif yang mendorong keadilan, kebenaran, dan kemaslahatan publik.

2. Ontologi Kemanusiaan Universal  Setiap individu, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial, memiliki martabat yang sama. Media yang menerapkan paradigma ini menghargai kemanusiaan dalam seluruh praktiknya, menghindari objektifikasi, stereotipe, dan dehumanisasi.

3. Aksiologi Transformasi Peradaban  Tujuan jurnalistik bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi berkontribusi pada pembangunan peradaban yang adil, damai, dan bermakna. Setiap konten dievaluasi berdasarkan dampak sosial, moral, dan kulturalnya, menjadikan media sebagai agen perubahan yang transformatif.

Kerangka ini menegaskan bahwa Jurnalistik Nubuwwah bukan sekadar teori akademik, tetapi prinsip operasional yang dapat diterapkan dalam praktik media, menggabungkan nilai universal, spiritualitas, dan kurikulum berbasis cinta untuk menghasilkan media yang mendidik, membangun, dan membahagiakan masyarakat.

Empat Nilai Utama Jurnalistik Nubuwwah

Shidq (Kejujuran)  Integritas total dalam seluruh rantai produksi informasi; bukan sekadar akurasi fakta, tetapi juga transparansi dan keberanian mengakui kesalahan. Media yang jujur memiliki credibility yang berkelanjutan.
Amanah (Kepercayaan)  Media adalah amanah publik menjaga kepercayaan masyarakat lebih penting daripada keuntungan sesaat. Ini termasuk keterbukaan mengenai sumber pendanaan dan kepentingan editorial.
Tabligh (Komunikasi Transformatif)  Informasi yang disampaikan harus mengedukasi, membangun pemahaman, dan mendorong perubahan positif pada masyarakat.
Fathanah (Kebijaksanaan)  Wartawan harus bijak dalam memilah informasi, memahami konteks, dan mempertimbangkan dampak pemberitaan, termasuk aspek psikologis dan sosial audiens.

Enam Prinsip Komunikasi Qur’ani untuk Media Modern

Qaulan Sadidan: Informasi harus benar dan tepat sasaran.
Qaulan Balighan: Efektif dan berdampak, bukan sekadar viral.
Qaulan Maysuran: Aksesibel, mudah dipahami, dan dapat dinikmati berbagai lapisan masyarakat.
Qaulan Layyinan: Lemah lembut, menghindari polarisasi dan konflik.
Qaulan Kariman: Bermartabat, menghormati reputasi, privasi, dan hak subjek berita.
Qaulan Ma’rufan: Konstruktif, memberikan solusi dan rekomendasi, bukan sekadar kritik.

Maqashid Syariah dan Nilai Peradaban

Jurnalistik Nubuwwah menekankan evaluasi konten melalui delapan maqashid syariah, yaitu:

Hifdz al-Din  Perlindungan nilai spiritual, menghormati keragaman tradisi dan keyakinan.
Hifdz al-Nafs  Perlindungan keselamatan jiwa menghindari konten yang memicu kekerasan atau panic.
Hifdz al-Aql  Pengembangan intelektualitas menolak anti-intellectualism dan menyebarkan literasi kritis.
Hifdz al-Nasl  Perlindungan generasi masa depan melalui konten yang bertanggung jawab bagi anak dan remaja.
Hifdz al-Mal  Kesejahteraan ekonomi; mencegah eksploitasi finansial masyarakat melalui pemberitaan yang menyesatkan.
Hifdz al-Irdh  Kehormatan; menghargai reputasi dan hak asasi manusia.
Hifdz al-Wathan  Persatuan bangsa; memperkuat kohesi sosial melalui konten yang membangun.
Hifdz al-Bi’ah  Perlindungan lingkungan menjadikan isu lingkungan bagian integral dari media.

Kesemuanya dibingkai dalam rahmatan lil’alamiin dan kurikulum berbasis cinta, memastikan media membangun kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh makhluk.

Media sebagai Agen Perubahan

Jurnalistik Nubuwwah menegaskan media lebih dari sekadar penyampai informasi. Media menjadi:

Pendidik, mengedukasi masyarakat melalui konten bermakna.
Fasilitator dialog, menjembatani perbedaan dan membangun pemahaman lintas komunitas.
Katalisator perubahan sosial, mendorong keadilan, toleransi, dan harmonisasi masyarakat.

Dengan storytelling yang empatik dan berbasis bukti, media dapat membangun kohesi sosial, meningkatkan kesadaran kritis, dan menanamkan nilai moral serta spiritual.

Langkah Praktis Implementasi di Media Nasional

Editorial Council berbasis nilai  Melibatkan komunitas, akademisi, dan pemimpin bijak untuk memandu kebijakan editorial.
Laporan Transparansi dan Impact Report Menyajikan publikasi berkala tentang funding, koreksi, dan dampak sosial.
Konten solusi dan masa depan  Memberikan insight yang aplikatif dan visioner, tidak hanya menyoroti masalah.
Feedback loop  Mengajak audiens berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas dan relevansi media.

Masa Depan Jurnalistik: Integritas, Kebijaksanaan, dan Kasih Sayang

Abad ke-21 menempatkan media di persimpangan pilihan: menjadi agen polarisasi atau persatuan, destruksi atau penyembuhan. Jurnalistik Nubuwwah menawarkan jalan ketiga: media sebagai kekuatan transformasi, berbasis nilai universal, kurikulum berbasis cinta, dan orientasi pada kebaikan bersama.

Mari dorong media nasional untuk tetap memberikan edukasi mendidik, membangun peradaban, dan menebarkan kebaikan. Masa depan jurnalistik adalah integritas, kebijaksanaan, dan kasih sayang nilai yang abadi dan transformatif.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

nb: tulisan ini adalah sumbangan gagasan pemikiran yang tetap terbuka untuk masukan konstruktif ...

Baringin Lumban Gaol Kepala Biro detikSumut Bersama Tuan M Yoserizal Saragih, M.I.Kom
Wakil Dekan 3 FIS UIN SUMUT

صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّد صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ

Posting Komentar

0 Komentar